*Artikel ini merupakan adaptasi dari artikel karangan Brad Schoenfeld, Ph.D, C.S.C.S.

Pengetahuan adalah sumber kekuatan untuk segala hal dalam kehidupan. Pengetahuan bisa didapat dari program pendidikan/kursus yang diikuti, membaca buku, praktik lapangan maupun belajar dari orang lain. Dalam hirarki pengetahuan, terdapat lima landasan utama yaitu tradisi, otoritas, trial-and-error, penalaran logis dan metode ilmiah.

The-Hierarchy-of-Knowledge

Tradisi

Tradisi merupakan landasan terbawah dalam pengetahuan. Sesuatu hal dianggap benar karena sudah dianggap benar sejak dulu. Tradisi biasanya tidak memiliki landasan ilmiah, bahkan terkadang tidak diketahui alasannya, hanya dilakukan terus menerus karena biasa dilakukan dalam jangka waktu lampau. Meskipun begitu, tingkat kepercayaan kebanyakan orang terhadap tradisi masih sangat tinggi, begitu juga dalam bidang kebugaran.

Contohnya, orang sering melakukan latihan angkat beban dengan 3 set 10 repetisi, saat ditanya apa alasannya, jawabannya adalah karena itu sering dilakukan banyak orang. Seharusnya di era global seperti sekarang ini, seseorang harus mengolaborasikan tradisi dan pengetahuan yang ada. Jika suatu tradisi sejalan saat dikaitkan dengan pengetahuan, maka itu bisa diterapkan. Namun, jika dirasa bertentangan, lebih baik cari dan pilih referensi lain dan hindari jenis tradisi tersebut. Kita harus menjadi individu yang pandai memilah mana yang harus dilakukan dan mana yang tidak. Bukan hanya bergantung pada apa yang dianggap benar dan diterima banyak orang saja.

Otoritas

Hirarki pengetahuan berdasarkan otoritas maksudnya adalah sesuatu dianggap benar karena hal tersebut dikatakan oleh “ahli”. Contoh sederhananya, para murid di kelas akan menganggap benar apa yang dikatakan oleh gurunya karena guru dianggap ahli. Contoh lainnya dalam dunia fitness, beberapa orang disebut ahli karena mereka memiliki popularitas karena melatih selebriti atau atlet, walaupun memiliki sedikit bahkan tidak memiliki pendidikan di bidang yang berhubungan. Banyak orang mudah sekali mengadopsi pendapat para ahli, padahal opini yang mereka kemukakan belum dapat dipastikan kebenarannya. Bisa saja opini mereka tidak memiliki bukti ilmiah dan banyak bias. Oleh sebab itu, Anda boleh belajar dari para ahli namun tetap mencari referensi ilmiahnya agar pengetahuan yang dimiliki bisa diterapkan dengan baik dan memberikan hasil yang optimal saat dipraktikkan.

Trial-and-error

Trial artinya mencoba, dan error artinya salah. Trial-and-error digunakan untuk mendapatkan pengetahuan yang terbaik. Setelah dilakukan percobaan berkali-kali maka akan diketahui di mana letak kesalahannya, dan kesalahan-kesalahan yang ditemukan itu akan diperbaiki sehingga didapatkan pengetahuan yang mendalam. Dalam banyak kasus, trial-and-error akan memicu penelitian lebih lanjut dan lebih mendalam. Namun, trial-and-error memiliki keterbatasan yang signifikan, oleh karena itu sebaiknya diterapkan dengan landasan keilmuan yang jelas.

 knowledge

Penalaran logis

Penalaran logis adalah proses sistematis yang menggabungkan pengalaman pribadi, kecerdasan dan sistem berpikir formal untuk memperoleh pengetahuan. Penalaran logis dapat berupa deduktif (teori digunakan untuk membuat hipotesis) atau induktif (generalisasi yang diambil dari pengamatan tertentu). Kedua induktif dan penalaran deduktif merupakan aspek penting dari penelitian yang berorientasi pada pemecahan masalah. Namun untuk memperoleh pengetahuan terbaik, penalaran logis harus tetap divalidasi oleh pengujian empiris.

Metode ilmiah

Metode ilmiah adalah puncak dari piramida hirarki ilmu pengetahuan. Metode ilmiah meliputi pemeriksaan sistematis, empiris, pengontrolan, dan titik proposisi kritis pada hipotesis. Dalam hal ini, pengetahuan didapatkan dari hasil penelitian empiris yang bebas dari bias oleh para peneliti. Ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan untuk merumuskan dan melakukan penelitian dengan metode ilmiah, karena metode ini menuntut untuk mengembangkan opini berdasarkan bukti. Sejauh ini, metode ilmiah adalah landasan terbaik dalam hirarki pengetahuan.

Penutup

Cara mengaplikasikan 5 landasan hirarki pengetahuan adalah dimulai dari piramida paling atas. Lihatlah penelitian tentang suatu topik. Kemudian, pertimbangkan secara logis seluruh aspek yang tersedia dalam penelitian. Jika memungkinkan, cari ulasan sistematis yang mengonsolidasikan informasi untuk memaksimalkan kekuatan statistik. Hasil penelitian akan mendukung teori dan semakin kuat bukti yang ada maka teori akan semakin bermanfaat. Setelah memilliki pemahaman yang baik mengenai pengetahuan, manfaatkan pengetahuan tersebut untuk membuat opini terbaik.

 

Kontributor : Jansen Ongko