Sangat banyak istilah-istilah yang sering digunakan dalam dunia kebugaran dan salah satunya yang terpopuler saat ini adalah istilah “functional training”. Tak jarang, penggunaan istilah functional ini membuat banyak orang kebingungan. Lantas, apa sebenarnya inti dari jenis latihan tersebut dan apa saja yang membuatnya berbeda dengan jenis latihan lain? Untuk menjawab pertanyaan itu, artikel berikut akan membahas mengenai  konsep functional training.

functional training

Secara umum pengertian functional training adalah jenis latihan yang dilakukan menggunakan alat-alat yang sederhana atau pun tidak menggunakan alat sama sekali seperti menggunakan beban berat badan sendiri. Pada umumnya, functional training adalah gerakan olahraga yang disesuaikan dengan gerakan tubuh dalam beraktivitas sehari-hari. Latihan jenis ini banyak diminati karena sifatnya yang fleksibel, dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Functional training juga terbukti dapat meningkatkan stabilitas, kekuatan, mobilitas, daya tahan serta fleksibilitas tubuh.

Pada awalnya, functional training sering digunakan oleh para therapist untuk merehabilitasi kondisi pasien yang mengalami gangguan gerak. Namun, seiring berjalannya waktu, jenis terapi ini dimodifikasi oleh para trainer cabang lain seperti strength and conditioning trainer, fitness trainer, martial arts trainer dan juga mulai digunakan sebagai metode latihan di bidang kebugaran.

Sesuai dengan namanya, “function” maknanya yaitu fungsi atau tujuan. Tujuannya yaitu agar tubuh dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Jadi, maksud functional training di sini adalah suatu latihan yang fokus utamanya adalah pada tujuan tertentu seperti memudahkan ketika melakukan berbagai aktivitas baik membawa belanjaan, menaiki anak tangga, mengangkat barang atau bermain dengan anak. Layaknya sebuah piramida, tujuan menjadi bagian pondasi yang mendasari segalanya. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan prinsip yang kuat dan proses yang berkelanjutan dan yang teratas adalah performa.

purposeNamun, meskipun terlihat sederhana jenis latihan ini harus dilakukan dengan benar, setidaknya ada pelatih ataupun orang yang paham mengenai functional training yang mengawasi saat melakukannya. Hasil dari functional training juga agak sulit untuk diukur dan dimonitor hasil perkembangannya apabila dilakukan secara asal-asalan. Oleh sebab itu, latihan harus dilakukan secara progresif dan berkala. Seperti latihan kekuatan pada umumnya, jenis gerakan dalam functional training pun membutuhkan proses belajar yang tidak sebentar.

Apa yang membedakan Functional Training dengan yang lain?

Gerakan dari functional training merupakan gerakan-gerakan sederhana yang mirip dengan aktivitas sehari-hari. Alat yang digunakan sangat sederhana atau tanpa alat. Latihan jenis ini biasanya dilakukan untuk memudahkan dalam melakukan kegiatan harian dan meminimalisir kemungkinan cedera dari kegiatan tersebut.

Siapa saja yang boleh Melakukan Functional Training?

Functional training dapat dilakukan siapa saja, baik remaja, dewasa lansia maupun atlit. Namun, untuk lansia yang memiliki masalah kesehatan, pasca cedera ataupun ibu hamil, hendaknya mengonsultasikan keadaannya terlebih dahulu kepada dokter mengenai program latihan yang akan dilakukan. Saat melakukan functional training, dapat dimulai dengan beban ringan. Jika tubuh terasa mulai beradaptasi dan siap, maka dapat dilakukan peningkatan latihan misalnya penambahan beban.

Kesimpulan

Sebenarnya tidak ada program latihan yang lebih baik maupun lebih buruk. Jenis latihan yang tepat adalah latihan yang sesuai dengan kondisi tubuh yang dimiliki dan bagaimana tujuan yang ingin dicapai. Jika latihan dilakukan dengan benar, serius dan berkala tentunya akan memberikan hasil akhir yang baik yaitu tercapainya tujuan, peningkatan kesehatan dan kebugaran tubuh. Tidak terkecuali dengan functional training. Namun, jika latihan dilakukan dengan sembarangan atau asal-asalan maka jangan salahkan program latihan yang dipilih jika tidak mendapatkan hasil yang maksimal atau menyebabkan cedera permanen.

Kontributor : Jansen Ongko